AlMujadalah ayat 10 12 Nomor surat 13 ibrahim 7 14 Injil 15 ilmu 16 Al baqarah ayat 208 209 17 Hukum tajwidnya surat alhujurat ayat 35 18 Hukum+tajwid+surah+Yusup+ayat+15 19 Surat+al ikhlas 20 Ali Imran 21 al hujurat ayat 13 22 Beriman 23 Ikhlas 24 Yunus 25 Pemimpin 26 sabar 27 Iman 28 Al+Baqarah+ayat+190 29 al-baqarah ayat 30 30 puasa 31
Berikut ini ayat-ayat dari surat ali-imran yang memiliki asbabun nuzul Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dan ar-Rabi’ bahwa pada suatu hari orangorang Nasrani mendatangi Rasulullah, lalu mereka mendebat beliau dalam masalah Nabi Isa as.. Maka Allah rnenurunkan firman-Nya, “Alif laam miim. Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya. Dia menurunkan Kitab Al-Qur’an kepadamu Muhammad yang mengandung kebenaran, membenarkan kitab-kitab sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil.” Ali Imran 1-3 Hingga ayat kedelapan puluhan. diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam kitab Dalaailun Nubuwwah. Ibnu Ishaq berkata, “Muhammad bin Sahl bin Abi Umamah berkata, Ketika orang-orang Najran mendatangi Rasulullah, mereka menanyakan tentang Isa Ibnu Maryam. Maka turun pada mereka pembukaan surah Ali Imran hingga awal ayat kedelapan puluh’ Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 12 Abu Dawud dalam sunannya dan al-Baihaqi dalam Dalaailun Nubuwwah meriwayatkan dari Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Abu Muhammad dari Sa’id atau Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa setelah mengalahkan orang-orang Quraisy pada Perang Badar, Rasulullah kembali ke Madinah lalu mengumpulkan orang-orang Yahudi di pasar Bani Qainuqa’ Lalu beliau bersabda, “Wahai orang-orang Yahudi, masuk Islamlah kalian sebelum Allah menimpakan kepada kalian apa yang menimpa orang-orang Quraisy.” Lalu orang-orang Yahudi itu menyahut, “Wahai Muhammad, jangan engkau merasa sombong karena telah membunuh beberapa orang Quraisy yang tidak berpengalaman dalam beperang. Demi Allah, jika engkau berperang melawan kami, niscaya engkau akan tahu bahwa kami adalah orang-orang yang ahli perang dan engkau tidak pemah bertemu dengan orang-orang seperti kami.” Maka Allah menurunkan ayat ini dan ayat berikutnya Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ikrimah, dia berkata, “Pada Perang Badar, Fankhash, seorang Yahudi, berkata, Jangan sampai Muhammad merasa sombong karena telah membunuh dan mengalahkan orang-orang Quraisy. Karena orang-orang Quraisy itu tidak bisa berperang.’ Maka turunlah ayat 12 surah Ali Imran.” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 23 Ibnu Abi Hatim dan Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah masuk ke rumah Midras yang di dalamnya terdapat orang-orang Yahudi. Lalu beliau mengajak mereka kepada Allah. Lalu Nu’aim bin Amr dan al-Harits bin Zaid berkata,”Engkau sendiri beragama apa wahai Muhammad?’ Beliau menjawab, Agama Ibrahim.’ Mereka berkata, “Sesungguhnya Ibrahim beragama Yahudi.’ Maka Rasulullah bersabda kepada mereka, “Mari kita membaca Taurat karena ia ada bersama kita saat ini.’ Namun mereka tidak mau melakukannya. Maka Allah menurunkan ayat ini dan ayat berikutnya. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 26 Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Qatadah, dia berkata, “Kami diberi tahu bahwa Rasulullah meminta kepada Allah untuk menjadikan Raja Romawi dan Persia sebagai umat beliau. Maka Allah menurunkan ayat ini. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 28 Ibnu Jarir meriwayatkan dari Sa’id atau lkrimah dari Ibnu Abbas, dia berkata, “al-Hajjaj bin Amr- sekutu Ka’ab ibnul Asyraf-, lbnu Abil Haqiq dan Qais bin Zaid tinggal berbaur dengan beberapa orang Anshar untuk mengganggu keislaman mereka dan menjadi murtad kembali. Maka Rifa’ah ibnul-Mundzir, Abdullah ibnuz-Zubair dan Sa’id bin Hatsmah berkata kepada orang-orang itu, Jauhilah orang-orang Yahudi itu dan jangan tinggal bersama mereka agar mereka tidak membuat kalian keluar dari agama kalian.’ Maka Allah menurunkan ayat ini. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 31 Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Hasan al-Bashri, dia berkata, “Beberapa kaum pada masa Nabi kita berkata, Wahai Muhammad, demi Allah kami sungguh mencintai Allah.’ Maka Allah menurunkan ayat ini. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 58-62 lbnu Abi Hatim meriwayatkan dari Hasan, dia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah didatangi dua orang pendeta dari Najran. Lalu salah satu dari keduanya bertanya kepada beliau, Siapakah isa?’ Rasulullah tidak menjawab langsung pertanyaan itu untuk menunggu perintah Allah. Lalu turunlah firman Allah, Demikianlah Kami bacakan kepadamu Muhammad sebagian ayat-ayat dan peringatan yang penuh hikmah. Sesungguhnya perumpamaan penciptaan isa bagi Allah, seperti penciptaan Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, Jadilah!’Maka jadilah sesuatu itu.” Ali Imran 58-59 Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari al-Aufi dari Ibnu Abbas, dia berkata,”Beberapa orang Najran yang di antara mereka terdapat orang-orang terhormat dan orang-orang bawahan mendatangi Rasulullah. Lalu mereka berkata, Apa urusanmu menyebut-nyebut Shahib kami.’ Beliau balik bertanya, Siapa dia?’ Mereka menjawab, isa. Bukankah engkau katakan dia adalah hamba Allah.’ Rasulullah menjawab, Ya.’ Lalu mereka berkata, Apakah engkau pernah melihat orang seperti isa atau engkau diberi tahu tentang-Nya?’ Kemudian mereka pergi meninggalkan beliau. Lalu Rasulullah didatangi Jibril dan berkata,”Jika mereka datang lagi kepadamu, katakan kepada mereka,”Sesungguhnya perumpamaan penciptaan isa bagi Allah, seperti penciptaan Adam… agar Iaknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” Ali Imran 59-61 Al-Baihaqi juga meriwayatkan dalam Dalaailun Nubuwwah dari Salamah bin Abdi Yasyu’ dari ayahnya dari kakeknya bahwa sebelum turun firman Allah, “Thaasiin Sulaimaan,” Rasulullah menulis surat untuk orang-orang Kristen Najran, “Dengan nama Tuhan Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub, dan Muhammad, seorang Nabi. . ., dan seterusnya. Di antara isi hadits tersebut adalah mereka mengutus Syarahbil bin Wada’ah al-Hamadani, Abdullah bin Syarahbil al-Ashbahi dan Jabbar al-Haritsi. Lalu ketiga orang itu mendatangi Nabi saw.. Kemudian Rasulullah berdiskusi dengan mereka. Ketiga orang itu bertanya kepada Rasulullah, “Apa yang kau katakan tentang Isa?” Beliau menjawab, “Saya tidak mempunyai jawaban untuk itu hari ini. Tinggallah kalian di sini hingga saya memberi tahu kalian tentang jawabannya.” Keesokan harinya, Allah telah menurunkan kepada beliau firman-Nya, “Sesungguhnya perumpamaan penciptaan isa bagi Allah, seperti penciptaan Adam… agar Iaknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” Ali lmran 59-61 Ibnu Sa’ad meriwayatkan dalam kitab ath-Thabaqat dari al-Azraq bin Qais, dia berkata, “Pada suatu hari Uskup Najran dan bawahannya mendatangi Nabi saw..Lalu Nabi saw. mengajak mereka masuk Islam. Maka keduanya menjawab Kami adalah orang-orang muslim sebelum kamu.’ Rasulullah bersabda, Kalian bohong. Sesungguhnya ada tiga hal yang membuat kalian tidak dalam Islam. Yaitu keyakinan kalian bahwa Allah mempunyai seorang anak, makannya kalian daging babi, dan sujud kalian terhadap patung.” Maka keduanya bertanya kepada beliau, “Kalau demikian, siapa ayah Isa?” Rasulullah tidak menjawab pertanyaan mereka hingga Allah menurunkan firman-Nya,’Sesungguhnya perumpamaan penciptaan Isa bagi Allah,…’ hingga firman- Nya, dan sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana’ Ali Imran 59-62 Lalu beliau mengajak mereka untuk mula’anah. Namun keduanya menolak dan lebih memilih untuk membayar jizyah, lalu keduanya kembali.” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 65 Ibnu Ishaq meriwayatkan dengan sanadnya yang berulang-ulang dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Pada suatu ketika orang-orang Nasrani dari Najran dan para pendeta Yahudi berkumpul di tempat Rasulullah. Lalu mereka berdebat di sisi beliau. Para pendeta Yahudi berkata, Ibrahim tidak lain adalah seorang Yahudi.’ Orang-orang Nasrani membalas, Ibrahim tidak lain adalah orang Nasrani.’ Maka Allah menurunkan firman-Nya, Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu berbantahbantahan…” Riwayat ini diriwayatkan al-Baihaqi dalam Dalaa’ilun Nubuwwah. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 71 – 73 Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Abdullah ibnush-Shaif, Adi bin Zaid, dan al-Harits bin Auf saling mengajak, Mari kita beriman kepada apa yang diturunkan oleh Allah kepada Muhammad dan para sahabatnya di pagi hari, lalu kita kafir kepadanya di malam hari. Hingga kita merancukan agama mereka. Semoga mereka juga melakukan hal yang sama dengan apa yang kita lakukan sehingga mereka meninggalkan agama mereka itu.’ Maka Allah menurunkan firman-Nya atas mereka, Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan,.. hingga firman-Nya, …Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.” Ali lmran 71-73 Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari as-Suddi dari Abu Malik, dia berkata, “Dulu para pendeta Yahudi berkata kepada orang-orang yang mengikuti mereka, Jangan kalian beriman kecuali dengan orang yang mengikuti agama kalian.’ Maka Allah menurunkan firman-Nya, …Katakanlah Muhammad, Sesungguhnya petunjuk itu hanyalah petunjuk Allah… .” Ali Imran 73 Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 77 Imam Bukhari, Imam Muslim, dan yang lainnya meniwayatkan bahwa al-Asy’ats berkata, “saya dan seorang Yahudi pernah mempunyai sebidang tanah milik bersama. Lalu dia mengkhianatiku, maka saya mengadu kepada Rasulullah. Lalu beliau bertanya kepadaku, Apakah engkau mempunyai bukti?’ Saya jawab,”Tidak.’ Beliau berkata kepada orang Yahudi itu,”Bersumpahlah engkau.’ Maka saya langsung katakan kepada beliau, Wahai Rasulullah. Jika dia bersumpah, tentu dia akan membawa harta milik saya.’ Lalu Allah menurunkan firman-Nya, Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga murah, hingga akhir ayat. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Abi Aufa bahwa seorang lelaki menjual barang dagangannya di pasar. Lalu dia bersumpah atas nama Allah bahwa dia telah menerima barang dagangan tersebut dengan harga di atas harga yang dia tawarkan untuk membujuk seorang lelaki muslim. Maka turunlah firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang rnemperjualbelikan janji Allah dan sumpahsumpah mereka dengan harga murah,” hingga akhir ayat. Ibnu Hajjar dalam syarah Bukhari berkata, “Tidak ada kontradiksi antara dua hadits ini, tetapi dapat dipahami bahwa sebab turun ayat ini adalah dua peristiwa.” Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah bahwa ayat ini turun pada Huyai bin Akhthab, Ka’ab ibnul-Asyraf, dan orang-orang Yahudi lainnya yang menyembunyikan Taurat asli yang diturunkan oleh Allah. Lalu mereka mengubahnya dan bersumpah bahwa itu adalah dari Allah. Al-Hafizh Ibnu Hajjar berkata, “Ayat ini mempunyai kemungkinan beberapa sebab, akan tetapi yang menjadi sandaran adalah yang disebutkan dalam Kitab Shahih.” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 79-80 Ibnu Ishaq dan al-Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Abu Rafi’ al-Qarzhi berkata, Ketika para pendeta Yahudi dan pendeta Nasrani dan Najran berkumpul di tempat Rasulullah dan beliau mengajak mereka untuk masuk Islam, mereka berkata, Apakah engkau ingin agar kami menyembahmu sebagaimana orang-orang Nasrani menyembah Isa?’ Maka Rasulullah menjawab, Na’udzu billah Kami berlindung kepada Allah dari hal itu.” Maka Allah menurunkan firman-Nya pada peristiwa itu, Tidak murigkin bagi seseorang…,’ hingga firman-Nya, … setelah kamu menjadi muslim?” Ali Imran 79-80 Abdurrazzaq dalam tafsirnya meriwayatkan dari Hasan al-Bashri, dia berkata, “datang kepada saya bahwa seorang lelaki berkata kepada Rasulullah,’Wahai Rasulullah, kami akan mengucapkan salam kepadamu sebagaimana kami .mengucapkan salam kepada sesama kami. Lalu apakah kami perlu bersujud kepadamu?’ Rasulullah menjawab, Tidak, akan tetapi muliakan Nabi kalian dan ketahuilah hak keluarganya. Karena sesungguhnya tidak sepantasnya seseorang sujud kepada selain Allah’ Lalu Allah menurunkan ayat ini. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 86-89 An-Nasa’i, Ibnu Hibban, dan al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Dulu ada seorang lelaki dari Anshar yang masuk Islam lalu dia murtad. Kemudian dia menyesal dan mengirim pesan kepada kaumnya yang isinya, Tanyakan kepada Rasulullah apakah saya masih bisa bertobat?’ Maka turunlah ayat ini hingga ayat 89. Setelah itu kaumnya mengirimkan berita gembira itu kepadanya, lalu dia masuk Islam lagi.” Musaddad dalam musnadnya dan Abdurrazzaq meriwayatkan dari Mujahid, dia berkata, “Al-Harits bin Suwaid mendatangi Rasulullah dan masuk Islam. Kemudian dia kafir lagi dan kembali kepada kaumnya. Lalu Allah menurunkan firman-Nya atasnya, Bagaimana Allah akan memberi petunjuk kepada suatu kaum yang kafir setelah mereka beriman,…’ hingga firman-Nya, … maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. “Ali Imran 86-89 Lalu seseorang dari kaumnya menyampaikan tentang ayat tersebut kepadanya dan membacakannya kepadanya. Maka al-Harits berkata, Demi Allah, sungguh engkau adalah orang yang sangat jujur. Sesungguhnya Rasulullah lebih jujur darimu. Dan sesungguhnya Allah paling jujur.’ Lalu dia masuk Islam lagi dan berislam dengan baik.” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 97 Sa’id bin Manshur meriwayatkan dari lkrimah. Ketika turun firman Allah, Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.”Ali Imran 85 Orang-orang Yahudi berkata, Kalau demikian kami juga orang muslim.’ Rasulullah berkata, “Sesungguhnya Allah mewajibkan atas orang-orang muslim untuk menunaikan haji.’ Orang-orang Yahudi menjawab, Haji tidak diwajibkan atas kami.’ Dan, mereka pun enggan menunaikan haji. Maka Allah menurunkan firman-Nya,’.. .Barangsiapa mengingkari kewajiban haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya dari seluruh alam.” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 99-101 AI-Faryabi dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Pada masa jahiliah orang-orang Aus dan al-Khazraj saling bermusuhan. Pada suatu ketika, setelah kedatangan Islam, mereka berkumpul dan berbincang-bincang tentang apa yang pemah terjadi di antara mereka sebelum kedatangan Islam. Hingga akhirnya mereka sama-sama naik pitam dan sebagian mereka saling menghunus senjata. Lalu turunlah firman Allah ta’ala, Dan bagaimana kamu sampai menjadi kafir..” Ali Imran 101 Dan dua ayat setelahnya. Ibnu Ishaq dan Abusy Syekh meriwayatkan dari Zaid bin Aslam, dia berkata, “suatu hari Syas bin Qais, seorang Yahudi, melintasi orang-orang dari kabilah Aus dan Khazraj yang sedang berbincang-bincang. Syas sangat tidak suka dengan keakraban kedua kabilah tersebut setelah permusuhan yang sekian lama terjadi antar mereka. Maka dia menyuruh seorang pemuda Yahudi yang bersamanya untuk ikut bergabung bersama orang-orang Aus dan Khazraj tersebut, lalu mengingatkan mereka tentang Hari Bi’ats. Pemuda itu pun melakukan perintah Syas. Akibatnya orang-orang Aus dan Khazraj pun saling berselisih dan saling membanggabanggakan kabilah mereka. Hingga seorang dari Aus yang bemama Aus bin Qaizhi dan seorang dari Khazraj yang bemama Jabbar bin Shakar melompat berdiri dan keduanya saling mencela. Amarah kedua kabilah tersebut pun memuncak dan mereka sudah bersiap-siap untuk berperang. Lalu kejadian itu sampai kepada Rasulullah. Maka beliau mendatangi mereka, lalu menyampaikan nasihat kepada mereka dan memperbaiki kembali hubungan mereka. Mereka pun mendengarkan dan menaati nasihat Rasulullah tersebut. Lalu Allah menurunkan firman-Nya pada Aus dan Jabbar serta orang-orang yang bersama mereka, Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu mengikuti sebagian dari orang yang diberi Kitab…” Ali Imran 100 Dan Allah menurunkan kepada Syas bin Qais firman-Nya, Katakanlah Muhammad, Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu menghalang-halangi …..”Ali Imran 99 Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 113-115 Ibnu Abi Hatim, ath-Thabrani, dan lbnu Mandah dalam ash-Shahabah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Ketika Abdullah bin Salam, Tsa’labah bin Sa’iyyah, Usaid bin Sa’iyyah, Asad bin Abd, dan orang-orang Yahudi lainnya masuk Islam serta beriman, membenarkan Islam dan senang dengan Islam, para pendeta Yahudi dan orang-orang kafir dari mereka berkata,”Hanya orang-orang yang tidak baik dari golongan kami yang beriman kepada Muhammad dan mengikutinya. Seandainya mereka itu orang-orang yang baik, tentunya mereka tidak akan meninggalkan agama nenek moyang mereka dan mengikuti yang lain.’ Lalu Allah menurunkan firman-Nya pada peristiwa itu,’Mereka itu tidak sama…”. Ahmad, an-Nasai dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah mengakhirkan shalat isya. Ketika beliau datang ke masjid, orang-orang masih menunggu shalat. Lalu beliau bersabda, Sesungguhnya tidak seorang pun dari pengikut agama-agama yang ada ini yang berzikir kepada Allah pada waktu ini kecuali kalian’ Lalu turun firman Allah, Mereka itu tidak seluruhnya sama. Di antara Ahli Kitab ada golongan yang jujur, mereka membaca ayat-ayat Allah pada malam hari, dan mereka juga bersujud shalat…. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa.” Ali Imran 113-115 Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 118 Ibnu Jarir dan Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Dulu orang-orang muslim menjalin hubungan baik dengan orang-orang Yahudi karena ketika masa jahiliah mereka membuat janji setia untuk saling membela. Lalu Allah menurunkan firman-Nya kepada mereka yang melarang mereka menjadikan orang-orang Yahudi itu sebagai teman kepercayaan demi menghindari keburukan. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 121-125 Ibnu Abi Hatim dan Abu Ya’la meriwayatkan dari al-Miswar bin Makhramah, dia berkata, “Saya katakan kepada Abdurrahman bin Auf, Beri tahu saya tentang kisah kalian pada Peperangan Uhud.’ Ibnu Mas’ud menjawab,”Bacalah ayat setelah 120 dari surah Ali Imran, maka engkau akan mendapati kisah kami, Dan ingatlah, ketika engkau Muhammad berangkat pada pagi hari…” Hingga ayat, Ketika dua golongan dari pihak kamu ingin mundur karena takut,…”Ali Imran 122 lbnu Mas’ud berkata lagi, Mereka adalah orang-orang yang meminta jaminan keamanan kepada orang-orang musyrik, hingga firman-Nya, Dan kamu benar-benar mengharapkan mati syahid sebelum kamu menghadapinya; maka sekarang kamu sungguh, telah melihatnya dan kamu menyaksikannya.” Ali Imran 143 Ibnu Mas’ud berkata, ltu adalah angan-angan para orang mukmin untuk bertemu musuh, hingga firman-Nya, “Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang murtad?…” Ali Imran 144 Ibnu Mas’ud berkata lagi, ltu adalah teriakan setan pada Perang Uhud, yaitu, Muhammad telah terbunuh’ Hingga firman-Nya, .. . Keamanan berupa kantuk..’ , maksudnya adalah membuat mereka merasa mengantuk.” Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, dia berkata, “Firman Allah, Ketika dua golongan dari kamu ingin mundur karena takut….” 3 122 Ayat itu turun kepada kami, Bani Salamah dan Bani Haritsah. Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari asy-Sya’bi bahwa pada Perang Badar orang-orang muslim mendengar bahwa Kirz bin Jabir al-Muharibi memberi bantuan kepada orang-orang musyrik. Hal itu membuat mereka gelisah. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, “…Apakah tidak cukup bagimu bahwa Allah membantu kamu..” hingga ayat “..memakai tanda.” Ali Imran 124-125 Kemudian Kirz mendengar berita kekalahan orang-orang musyrik. Maka dia pun tidak jadi memberi bantuan kepada orang-orang musyrik dan Allah pun tidak memberi bantuan pasukan lima ribu malaikat kepada orang-orang muslim. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 128 Ahmad dan Muslim meriwayatkan dari Anas bahwa pada Perang Uhud, gigi Nabi saw. patah, wajah beliau terluka hingga darah mengalir di wajah beliau. Lalu beliau bersabda, “Bagaimana satu kaum akan beruntung jika mereka melakukan hal ini terhadap nabi mereka yang mengajak mereka kepada Tuhan mereka?” Lalu Allah menurunkan ayat ini Ahmad dan al-Bukhari meniwayatkan dari Ibnu Umar, dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah berdoa, Ya Allah laknatlah si Fulan. Ya Allah laknatlah al-Harits bin Hisyam. Ya Allah laknatlah Suhail bin Amr. Ya Allah laknatlah Shafwan bin Umayyah.’ Maka turunlah ayat ini. Lalu mereka semua diampuni. Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah hadits yang semisal dengan di atas. Al-Hafizh Ibnu Hajjar berkata, “Cara menggabungkan kedua hadits di atas adalah ketika shalat, Rasulullah mendoakan keburukan atas orang-orang yang disebutkan tersebut setelah apa yang menimpa beliau pada Perang Uhud. Lalu turunlah firman Allah pada dua hal tersebut secara bersamaan, tentang apa yang menimpa beliau dan doa beliau karena hal itu.” Selanjutnya al-Hafizh Ibnu Hajjar berkata, “Akan tetapi sebuah riwayat di dalam Shahih Muslim membuat penggabungan tersebut menjadi rancu. hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah di waktu fajar ketika shalat berdoa, Ya Allah laknatlah Ra’al, Dzikwan, dan Ashiyyah.’ Hingga Allah menurunkan, Itu bukan menjadi urusanmu Muhammad….”. Bentuk kerancuan yang ditimbulkannya adalah ayat di atas turun pada kisah Perang Uhud, sedangkan kisah Ra’al dan Dzikwan terjadi setelahnya. Kemudian saya melihat ada illah cacat pada hadits ini, yaitu terjadi idraj kata-kata perawi yang masuk ke dalam hadits di dalamnya. Karena kata-kata, Hingga Allah menurunkan,’ adalah munqathi’ dari riwayat az-Zuhri dari orang yang menyampaikannya kepada az-Zuhri. Hal itu dijelaskan Muslim. Model balaagh yaitu kata-kata seorang perawi, Telah sampai kepada saya’ seperti ini tidak bisa diterima dari orang yang saya sebutkan itu.” Al-Hafizh Ibnu Hajjar juga berkata, “Kemungkinan juga bisa dikatakan bahwa kisah Ra’al dan Dzakwan terjadi setelah Perang Uhud dan ayat di atas turun belakangan dari sebab turunnya. Kemudian ayat di atas turun pada semua peristiwa itu.” Terdapat riwayat tentang sebab turun ayat di atas yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam tarikhnya dan oleh Ibnu lshaq dan Salim bin Abdillah bin Umar, dia berkata, Seorang lelaki dari Quraisy mendatangi Rasulullah lalu berkata, Sesungguhnya engkau melarang kami untuk mencaci.’ Kemudian dia membalikkan badannya dan membelakangi Rasulullah lalu membuka pakaiannya sehingga pantatnya kelihatan. Maka Rasulullah melaknatnya dan mendoakan keburukan atasnya. Maka Allah menurunkan firmanNya, Itu bukan menjadi urusanmu Muhammad..” Kemudian lelaki itu masuk Islam dan dia pun berislam dengan haik.” Hadits ini Mursal ghariib. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 130 Al-Faryabi meriwayatkan dari Mujahid, dia berkata, “Dulu orang-orang melakukan jual beli dengan memberikan tenggang waktu pembayaran hingga waktu tertentu. Ketika tiba waktu pembayaran namun si pembeli belum juga sanggup membayar, si penjual menambahkan harganya dan menambahkan tenggang waktunya. Lalu turunlah ayat ini. Al-Faryabi juga meriwayatkan dari Atha’, dia berkata, “Pada masa jahiliah, Tsaqif memberi utang kepada Bani Nadhir. Ketika tiba waktu pembayaran, mereka berkata, Kami akan mengambil riba darinya dan kalian undur pelunasannya’ Maka turunlah ayat ini. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 140 Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ikrimah, dia berkata, “Ketika berita tentang Perang Uhud tidak kunjung tiba kepada para wanita, mereka pun keluar untuk mencari informasi. Ketika di jalan mereka berpapasan dengan dua orang lelaki yang sedang menunggang unta, lalu salah seorang wanita tersebut bertanya kepada keduanya, Bagaimana keadaan Rasulullah?’ Keduanya menjawab, Beliau masih hidup.’ Wanita tadi berkata, Jika demikian, saya tidak peduli jika Allah menjadikan hamba-hamba-Nya sebagai syuhada.’ Dan turun firman Allah seperti kata-kata wanita tadi, “…dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya gugur sebagai syuhada…” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 143 lbnu Abi Hatim meriwayatkan dari al-Aufi dari lbnu Abbas bahwa beberapa orang sahabat berkata, “seandainya kita terbunuh sebagaimana mereka yang terbunuh di Perang Badar.” Atau mereka berkata, “Seandainya ada peperangan lagi seperti Peperangan Badar yang bisa kita ikuti, kita akan memerangi orang-orang musyrik dan kita mendapatkan kemenangan. Atau kita mencari syahadah dari surga, atau bertahan hidup dan mendapatkan rezeki ghanimah.” Lalu saat Perang Uhud pun tiba, dan Allah menakdirkan mereka masih hidup, yang ikut berperang ternyata hanya orang-orang yang dikehendaki Allah saja. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, “Dan kamu benar-benar mengharapkan mati syahid sebelum kamu menghadapinya” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 144 lbnul Mundzir meriwayatkan dari Umar, dia berkata, “Ketika peperangan Uhud, kami berpisah dengan Rasulullah. Lalu aku mendaki Gunung Uhud dan mendengar orang-orang berkata, Muhammad telah terbunuh.’ Maka saya berkata,”Tak seorang pun yang mengatakan bahwa Muhammad telah terbunuh, kecuali akan saya bunuh.’ Ketika saya perhatikan ke bawah Gunung Uhud, saya melihat Rasulullah dengan orang-orang sedang kembali. Lalu turun firman Allah, Dan Muhammad hanyalah seorang rasul;…” Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari ar-Rabi’, dia berkata, “Ketika kekalahan menimpa muslimin dan mereka berteriak-teriak memanggil Rasulullah, orang-orang berkata, Rasulullah telah terbunuh.’ Maka sekelompok orang berkata, Seandainya dia seorang nabi, tentu tidak akan terbunuh.’ Dan sekelompok orang lainnya berkata, Berperanglah demi sesuatu yang untuknya Nabi kalian berperang, hingga Allah memenangkan kalian atau kalian menyusul beliau.’ Lalu Allah menurunkan ayat ini. Al-Baihaqi meriwayatkan dalam Dalaa’ilun Nubuwwah dari Abu Najih bahwa seorang dari Muhajirin berpapasan dengan seorang Anshar yang berlumuran darah. Lalu dia berkata, “Apakah engkau merasa bahwa Muhammad telah terbunuh?” Maka orang Muhajir tadi menjawab, “Jika beliau telah terbunuh, maka beliau telah menyampaikan risalahnya. Maka berperanglah kalian demi agama kalian.” Lalu turunlah firman Allah di atas. Ibnu Rahawaih meriwayatkan dalam musnadnya dari az-Zuhri bahwa ketika Peperangan Uhud setan meneriakkan bahwa Rasulullah telah terbunuh. Ka’ab bin Malik berkata, “Saya orang pertama yang mengetahui kondisi Rasulullah sebenarnya. Saya melihat beliau memakai topi baja, lalu saya berteriak, Itu Rasulullah.’ Lalu Allah menurunkan firman-Nya, Dan Muhammad hanyalah seorang rasul…” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 154 Ibnu Rahawaih meriwayatkan dari az-Zubair, dia berkata, “Ketika ketakutan sangat menghantui kami pada Perang Uhud dan Allah menurunkan rasa kantuk kepada kami hingga setiap orang dan kami kepalanya tertunduk sampai dagunya menempel di dadanya karena tidur, saya seperti bermimpi mendengar kata-kata Mu’tab bin Qusyair, Sekiranya kita memiliki hak campur tangan dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan terbunuh di sini.’ Lalu Allah menurunkan ayat ini. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 161 Abu Dawud dan at-Tirmidzi menghasankannya meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Ayat di atas turun pada sebuah kain merah yang hilang pada Peperangan Uhud. Maka beberapa orang berkata,”Mungkin Rasulullah telah mengambilnya.’ Maka Allah menurunkan firman-Nya, Dan tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang.” Ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabiir meriwayatkan dengan sanad yang para perawinya tsiqah dan Ibnu Abbas, dia berkata, “Pada suatu ketika Rasulullah mengirim satu tentara. Kemudian panjinya kembali. Lalu beliau mengirim kembali, namun panjinya kembali juga. Kemudian beliau mengutus kembali, lalu panjinya dikembalikan dengan emas sebesar kepala kijang. Maka turunlah firman Allah, “Dan tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang..” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 165 Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Umar ibnul-Khaththab, dia berkata, “Pada Perang Uhud, orang-orang muslim dihukum karena apa yang mereka lakukan pada Perang Badar, yaitu karena mereka mengambil tebusan dari musuh untuk membebaskan tawanan. Sehingga pada Perang Uhud tujuh puluh orang terbunuh, para sahabat melarikan diri, gigi Rasulullah patah, topi baja beliau pecah, dan darah mengalir di wajah beliau. Maka Allah menurunkan firmanNya, Dan mengapa kamu heran ketika ditimpa musibah kekalahan pada Perang Uhud,…” Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 169 Ahmad, Abu Dawud, dan al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Rasulullah bersabda, Ketika saudara-saudara kalian terbunuh pada Perang Uhud,Allah menjadikan ruh-ruh mereka di dalam tubuh burung-burung hijau yang minum dari sungai-sungai surga dan makan dari buahnya. Lalu burung-burung itu terbang keperaduan di dalam lampu yang terbuat dari emas di bawah naungan Arasy. Ketika mereka mendapati makanan dan minuman mereka yang nikmat serta tempat istirahat yang bagus, mereka berkata, Seandainya saudara-saudara kami tahu apa yang diberikan Allah kepada kami sehingga mereka tidak enggan untuk berjihad dan tidak mundur dari peperangan’ Maka Allah berfirman kepada mereka, Aku menyampaikan hal itu kepada saudara-saudara kalian.’ Lalu Allah menurunkan firman-Nya, janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati….’ Dan ayat setelahnya.” At-Tirmidzi juga meriwayatkan dari Jabir riwayat yang semisal di atas. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 172-174 Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-Aufi dari Ibni Abbas, dia berkata, “Sesungguhnya Allah telah membuat hati Abu Sufyan merasa takut pada Perang Uhud setelah apa yang dia lakukan. Lalu dia kembali ke Mekah. Rasulullah bersabda, Sesungguhnya Abu Sufyan telah menang sedikit atas kalian. Dia telah kembali dan Allah telah membuatnya ketakutan.” Perang Uhud terjadi pada bulan Syawal, dan para pedagang datang ke Madinah pada bulan Dzul Qa’idah. Lalu mereka singgah di Badar Shughra. Mereka datang setelah Perang Uhud terjadi. Ketika itu orang-orang mukmin banyak yang masih terluka dan belum sembuh. Lalu Rasulullah mengajak orang-orang untuk berangkat bersama beliau. Lalu setan pun datang dan menakut-nakuti anak buahnya dengan berkata, “Sesungguhnya para musuh telah berkumpul untuk menyerbu kalian.” Maka mereka yidak mengikutinya dan berkata, “Sesungguhnya aku tetap pergi berperang, walaupun tidak ada seorang pun yang mengikutiku.” Rasulullah pun mengajak Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, az-Zubair, Sa’ad, Thalhah, Abdurrahman bin Auf, Abdullah bin Mas’ud, Hudzaifah ibnul-Yaman, dan Abu Ubaidah ibnul-Jarrah dalam pasukan yang berjumlah tujuh puluh orang. Lalu mereka bergerak mencari Abu Sufyan hingga sampai di Shafra’ Lalu Allah menurunkan firman-Nya, “Yaitu orang-orang yang menaati perintah Allah dan Rasul…” Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Ketika orang-orang musyrik kembali dari Uhud, mereka berkata, Kalian tidak membunuh Muhammad, tidak pula membawa gadis-gadis yang muda. Sungguh buruk apa yang kalian lakukan ini. Kembalilah!’ Rasulullah mendengar hal itu. Lalu beliau mengutus beberapa orang muslim hingga sampai Hamraa’ul Asad atau sumur Abu Utaibah. Lalu Allah menurunkan firman-Nya,”Yaitu orang-orang yang menaati perintah Allah dan Rasul..” Ketika itu Abu Sufyan berkata kepada Rasulullah, Kita akan ketemu lagi di Badar karena di sana kalian telah membunuh teman-teman kami.’ Mendengar hal itu, para pengecut segera kembali, sedangkan para pemberani mempersiapkan peralatan perang dan keperluan untuk berdagang. Lalu mereka mendatangi Badar, namun mereka tidak menemukan seorang pun di sana. Maka mereka pun berdagang. Lalu Allah menurunkan firman-Nya,’Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah,..’ Ali Imran 174 Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Abu Rafi’ bahwa Nabi saw. mengutus Ali bersama sejumlah orang untuk mencari Abu Sufyan. Di perjalanan mereka bertemu dengan seorang Arab pedalaman yang berasal dan Khuza’ah. Dia berkata, “Orang-orang itu telah berkumpul untuk menyerang kalian.” Ali dan rombongannya berkata, “Cukuplah Allah bagi kami dan Dialah sebaik-baik pembela.” Maka turunlah pada mereka ayat ini. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 181 Ibnu Ishaq dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Pada suatu hari Abu Bakar mendatangi rumah Madras. Di sana dia mendapati orang-orang Yahudi sedang berkumpul bersama seorang lelaki benama Fanhash. dia berkata kepada Abu Bakar, Wahai Abu Bakar, demi Allah, kita sungguh tidak mempunyai kebutuhan kepada Allah, Dialah yang faqir. Seandainya Dia kaya, tentu Dia tidak akan meminta pinjaman kepada kita, sebagaimana dikatakan temanmu itu.’ Mendengar itu, Abu Bakar pun marah, dan memukul wajah lelaki Yahudi itu. Fanhash pun segera pergi menemui Rasulullah untuk mengadukan apa yang dilakukan Abu Bakar terhadapnya. Dia berkata, Wahai Rasulullah, lihatlah apa yang dilakukan temanmu ini terhadapku!’ Rasulullah pun bertanya, Wahai Abu Bakar, apa yang membuatmu melakukannya?’ Dia menjawab, Wahai Rasulullah, dia telah mengatakan kata-kata yang sangat buruk. Dia berkata bahwa Allah itu fakir dan mereka tidak membutuhkan-Nya.’ Namun Fanhash tidak mengakuinya. maka Allah menurunkan, “Sungguh, Allah telah mendengar perkataan orang-orang Yahudi yang mengatakan,…” Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Ketika turun firman Allah, Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik 2 245 Orang-orang Yahudi mendatangi Rasulullah lalu mereka berkata, Wahai Muhammad, apakah Tuhanmu menjadi fakir sehingga Dia meminta-minta kepada hamba-Nya?’ Maka Allah menurunkan ayat ini. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 186 Ibnu Abi Hatim dan Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Abbas dengan sanad yang baik bahwa ayat tersebut turun terhadap apa yang terjadi antara Abu Bakar dan Fanhash, karena kata-katanya, “Sesungguhnya Allah fakir dan kamilah yang kaya.” Abdurrazzaq meriwayatkan dari Ma’mar dari az-Zuhri, dari Abdurrahman bin Ka’ab bin Malik bahwa ayat ini turun pada Ka’ab ibnul-Asyraf yang mengejek Nabi saw. dan para sahabat beliau dengan syairnya. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 190 Ath-Thabrani dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Orang-orang Quraisy mendatangi orang-orang Yahudi dan bertanya kepada mereka, Apa tanda-tanda yang dibawa Musa kepada kalian?’ Orang-orang Yahudi itu menjawab, Tongkat dan tangan yang putih bagi orang-orang yang melihatnya.’ Lalu orang-orang Quraisy itu mendatangi orang-orang Nasrani, lalu bertanya kepada mereka, Apa tanda-tanda yang diperlihatkan Isa?’ Mereka menjawab, Dia dulu menyembuhkan orang yang buta, orang yang sakit kusta dan menghidupkan orang mati.’ Lalu mereka mendatangi Nabi saw. lalu mereka berkata kepada beliau,”Berdoalah kepada Tuhanmu untuk mengubah bukit Shafa dan Marwah menjadi emas untuk kami.’ Lalu beliau berdoa, maka turunlah ayat ini Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 195 Abdurrazzaq, Sa’id bin Manshur, at-Tirmidzi, al-Hakim, dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ummu Salamah, dia berkata, “Wahai Rasulullah, saya tidak mendengar Allah menyebutkan para wanita yang melakukan hijrah.”Maka Allah menurunkan ayat ini. Asbabun Nuzul Surat Ali-Imran Ayat 199 An-Nasa’i meriwayatkan dari Anas, dia berkata, “Ketika berita tentang meninggalnya an-Najasyi sampai kepada Rasulullah, beliau bersabda,”Mari shalati dia.’ Para sahabat menjawab, Wahai Rasulullah, apakah kami melakukan shalat atas seorang budak dari Ethiopia?’ Lalu Allah menurunkan firman-Nya, Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada yang beriman kepada Allah,.. Ibnu Jarir juga meriwayatkan yang serupa dengannya dan Jabir. Dan dalam al-Mustadrak, al-Hakim meriwayatkan dari Abdullah ibnuz-Zubair, dia berkata, “Turun pada an-Najasyi firman Allah, Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada yang beriman kepada Allah,.. Asbabun Nuzul Surat Lain Asbabun nuzul selain surat Ali-Imran ada di daftar asbabun nuzul surat. Post Views 116
2days ago · No tengo la menor idea a que se refiere ya que no he leído Arabian Nights hehe I myself am a collector of old Arabian/Arab swords and daggers Apnı marzı ka kam karwane ka amal | bengalı jado amlıyat Wow Deathwing Mount How To Get 'Jinn' will launch Arab programming to a global audience — in more than 20 languages kr/p/DQJP4X Shaykh Abu Zaid.Surat Ali Imran ayat 190-191 – Dengan diturunkannya Al-Qur’an tentu saja mempunyai tujuan yang mana Al-Qur’an sendiri sudah banyak menjelaskan dalam ayat-ayat yang dikandungnya. “Kita akan menemukan beberapa ayat yang dapat memberikan gambaran kepada kita akan tujuan dari diturunkannya Al Quran. Terkadang, ayat-ayat tersebut seolah memberikan penjelasan beberapa tujuan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya,” Melalui kumpulan-kumpulan firman-firman Allah SWT yang dikandungnya, Al Quran berisi tentang aturan-aturan yang berlaku bagi seluruh makhluk ciptaan-Nya baik di langit maupun di bumi. Selain itu, setiap surat yang ada di dalam Al Quran ini memiliki makna dan tafsirannya masing-masing. Begitu juga surat Ali Imran ayat 190-191. Di kesempatan ini, kita akan membahas tentang surat Ali Imran ayat 190-191. Namun, sebelum itu, ada baiknya kita membahas tentang tujuan diturunkannya Al Quran terlebih dahulu. Lalu, Allah SWT mempunyai tujuan apa saja diturunkannya Al Qur’an yang telah dijelaskan ayat-ayat di dalamnya? Simak penjelasan berikut ini agar menambah wawasan tentang Al Qur’an. Tujuan Diturunkannya Al Quran1. Memimpin Manusia Menuju Jalan Keselamatan dan Kebahagiaan2. Memelihara dan mempertahankan martabat kemanusiaan3. Peringatan dan pengingat bagi umat manusia4. Pedoman, petunjuk, dan rahmat bagi manusia5. Pelajaran dan penerangan6. Pemutus HukumTentang Qur’an Surat Ali Imran Ayat 190-191Surat Ali Imran Ayat 190Surat Ali Imran Ayat 191Tafsir Surat Ali Imran Ayat 190-191Kandungan Qur’an Surat Ali Imran ayat 190-191Asbabun Nuzul Surat Ali Imran ayat 190-191Kategori Ilmu Berkaitan Agama IslamMateri Agama Islam Tujuan Diturunkannya Al Quran 1. Memimpin Manusia Menuju Jalan Keselamatan dan Kebahagiaan Tujuannya yang pertama diturunkannya Al Qur’an adalah untuk memimpin manusia ke jalan keselamatan dan jalan yang lurus. Hal tersebut semata-mata hanya untuk memberikan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana dijelaskan dalam Qur’an Surat Al Maidah ayat 15-16, Allah SWT berfirman yaitu يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ ۚ قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ 15 يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ 16 Artinya “Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari isi kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak pula yang dibiarkannya. Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menjelaskan. Dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridaanNya ke jalan keselamatan, dan dengan Kitab itu pula Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang lurus.” 2. Memelihara dan mempertahankan martabat kemanusiaan Tujuan Al-Quran yang kedua yaitu mengajarkan manusia bagaimana cara untuk mempertahankan martabat yang tinggi. Yakni, memelihara dan mempertahankannya dengan iman dan kebajikan. Hal ini diajarkan dalam surat At Tin ayat 6 yaitu sebagai berikut إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ Artinya “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya.” 3. Peringatan dan pengingat bagi umat manusia Tujuan diturunkannya Al-Qur’an selanjutnya adalah Al-Qur’an diturunkan sebagai peringatan dan pengingat bagi manusia. Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al An’am ayat 19 yaitu sebagai berikut قُلْ أَيُّ شَيْءٍ أَكْبَرُ شَهَادَةً ۖ قُلِ اللَّهُ ۖ شَهِيدٌ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ ۚ وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَٰذَا الْقُرْآنُ لِأُنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ ۚ أَئِنَّكُمْ لَتَشْهَدُونَ أَنَّ مَعَ اللَّهِ آلِهَةً أُخْرَىٰ ۚ قُلْ لَا أَشْهَدُ ۚ قُلْ إِنَّمَا هُوَ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ وَإِنَّنِي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ Artinya “Katakanlah Muhammad, “Siapakah yang lebih kuat kesaksiannya?” Katakanlah, “Allah, Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku agar dengan itu aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang yang sampai Al-Qur’an kepadanya. Dapatkah kamu benar-benar bersaksi bahwa ada tuhan-tuhan lain bersama Allah?” Katakanlah, “Aku tidak dapat bersaksi.” Katakanlah, “Sesungguhnya hanya Dialah Tuhan Yang Maha Esa dan aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dengan Allah.” 4. Pedoman, petunjuk, dan rahmat bagi manusia Sebagaimana firman Allah dalam Qur’an Surat Al Jasiyah ayat 20 yang isinya tentang agar manusia menjadikannya sebagai pedoman, petunjuk, dan rahmat. Berikut firman Allah SWT yaitu هَٰذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ Artinya “Al-Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” 5. Pelajaran dan penerangan Al-Quran juga menjadi kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai kitab untuk memberi penerangan bagi manusia. Berikut bunyi dalil surat Yasin ayat 69, وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ Artinya “Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya Muhammad dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan Kitab yang jelas,” 6. Pemutus Hukum Tujuan diturunkannya Al Qur’an ada dalam firman Allah SWT dalam Quran Surat An Nahl ayat 64 menjelaskan tentang pemutus hukum dan pengangkat perselisihan serta pembeda antara yang haq dan batil. Berikut firman Allah SWT tersebut yaitu وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ ۙ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ Artinya “Dan Kami tidak menurunkan Kitab Al-Qur’an ini kepadamu Muhammad, melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” Pada intinya, tujuan diturunkannya Al Quran semata-mata bentuk kasih sayang Allah SWT kepada makhluk ciptaanNya. Tentunya agar menjalani kehidupan sebaik mungkin dan meraih kebahagiaan abadi di surga. Tentang Qur’an Surat Ali Imran Ayat 190-191 Nah, setelah mengetahui tentang tujuan diturunkannya Al Qur’an maka sekarang kita bahas mengenai Qur’an Surat Ali Imran ayat 190-191 adalah ayat tentang ulul albab. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan maknanya. Surat Ali Imran آل عمران merupakan surat madaniyah yang turun setelah Surat Al Anfal. Nama Ali Imran karena dalam surat ini disebutkan kisah keluarga Imran, ayah Maryam, ibu kandung Isa alaihis salam. Hendaklah sebagai seorang muslim untuk selalu mengingat Allah SWT melalui ciptaan-Nya dan kekuasaan-Nya. Seperti, terciptanya siang dan malam, luasnya semesta, serta pasang surut air laut. Dengan memikirkan ciptaan-Nya yang luar biasa, seorang muslim akan mampu untuk selalu mengingat kehendak Allah SWT dalam setiap ciptaan-Nya. Seperti yang tertulis di dalam Al Qur’an Surat Ali Imran ayat 190-191 yang berbunyi yaitu Surat Ali Imran Ayat 190 إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ Inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albāb Artinya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,” Surat Ali Imran Ayat 191 الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ Allażīna yażkurụnallāha qiyāmaw wa qu’ụdaw wa alā junụbihim wa yatafakkarụna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ, rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā ażāban-nār Artinya “yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” Terdapat beberapa penafsiran dari pakar tafsir tentang makna surat ali imran ayat 190-191. Sebagian penafsiran di bawah ini “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi yang tanpa ada contoh sebelumnya dan dalam pergantian malam dan siang dan perbedaan waktu keduanya dengan memanjang dan memendek benar-benar merupakan petunjuk-petunjuk dan bukti-bukti yang agung atas keesaan Allah bagi orang-orang yang mempunyai akal-akal yang selamat.” Tafsir al-Muyassar “Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi, dari tidak ada menjadi ada serta tanpa ada contoh sebelumnya, dan di dalam pergantian malam dan siang serta perbedaan panjang dan pendeknya waktu, benar-benar terdapat bukti-bukti nyata bagi orang-orang yang berakal sehat yang menunjukkan mereka kepada Sang Maha Pencipta alam semesta, hanya Dia Yang berhak disembah.” Tafsir al-Mukhtashar Sesungguhnya dalam penciptaan dan pembuatan langit dan bumi, pergantian malam dan siang hari dengan sangat rinci, pergantian keduanya dalam waktu yang lama maupun singkat, panas dan dingin, serta peristiwa lainnya itu mengandung dalil yang jelas atas keberadaan, kuasa dan keesaan Allah bagi orang-orang yang berakal sehat. Ayat ini diturunkan ketika suku quraisy meminta Nabi SAW dengan berkata “Berdoalah kepada Tuhanmu untuk menjadikan bukit Shafa menjadi emas” Lalu beliau berdoa kepada Tuhan. Kemudian turunlah ayat ini {Inna fii khalqis samawati}, Maka sebaiknya kalian memikirkan hal tersebut.” Tafsir al-Wajiz Karena hanya dengan memikirkan apa yang Allah sebutkan pada ayat ini cukup bagi orang yang berakal untuk menyampaikannya pada keimanan yang tidak dapat digoncangkan oleh syubhat dan tidak terhalang oleh keraguan. Zubdatut Tafsir “Wahai tuhan kami, Engkau tidaklah menciptakan makhluk ciptaan ini dengan sia-sia. Dan Engkau Maha suci dari hal itu. Maka jauhkanlah dari kami siksaan neraka.” Tafsir al-Muyassar Mereka adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah dalam kondisi apapun. Baik dalam kondisi berdiri, duduk maupun berbaring. Dan mereka juga senantiasa menggunakan akal pikiran mereka untuk memikirkan penciptaan langit dan bumi. Mereka pun berkata, “Wahai Rabb, Engkau tidak menciptakan makhluk yang sangat besar ini untuk bersenda gurau. Maha Suci Engkau dari senda gurau. Maka jauhkanlah kami dari azab Neraka, dengan cara Engkau bimbing kami kepada perbuatan-perbuatan yang baik dan Engkau lindungi kami dari perbuatan-perbuatan yang buruk.” Tafsir al-Mukhtashar Orang-orang yang selalu mengingat Allah dalam segala kondisinya, yaitu dalam keadaan berdiri ketika shalat, duduk di majelis mereka, dan bersandar ketika dalam keadaan junub. Mereka berpikir tentang kehebatan penciptaan langit, bumi dan meyakininya. Mereka berkata “Wahai Tuhan Kami, Engkau tidak menciptakan hal ini sia-sia dan hanya sebagai hiburan, namun Engkau menciptakannya sebagai petunjuk atas kuasa dan hikmah Mu. Kami menyucikanmu dari segala sesuatu yang tidak sesuai denganMu dan dari kesia-siaan. Maka jadikanlah ketaatan kami kepadaMu itu sebagai pelindung dari neraka.” Tafsir al-Wajiz الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللهَ قِيٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ “yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring Yakni mereka senantiasa berdzikir kepada Allah dalam setiap keadaan. Dan dulu Rasulullah senantiasa berdzikir kepada Allah di setiap waktu. Pendapat lain mengatakan yang dimaksud dari kata dzikir disini adalah shalat, yakni mereka tidak melalaikannya dalam keadaan apapun, sehingga mereka senantiasa melakukan shalat baik dengan berdiri ketika tidak ada uzur dan halangan atau dengan duduk atau berbaring ketika terhalang untuk berdiri.” وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ “dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi Yakni tentang kehebatan dan kedetailan penciptaan keduanya padahal ukurannya sangat besar.” رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بٰطِلًا seraya berkata “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Yakni Engkau tidak menciptakan ini dengan sia-sia atau main-main akan tetapi Engkau menciptakannya sebagai bukti atas hikmah dan kekuasaan-Mu, dan untuk Engkau jadikan bumi sebagai tempat menguji hamba-hamba-Mu agar terlihat siapa diantara mereka yang mentaati-Mu dan siapa yang bermaksiat kepada-Mu. سُبْحٰنَكَ Maha Suci Engkau Yakni Engkau Maha Suci dari apa yang tidak layak untuk-Mu.” Zubdatut Tafsir Kandungan Qur’an Surat Ali Imran ayat 190-191 Surat Ali Imran ayat 190-191 secara umum menjelaskan tentang tanda-tanda kekuasaan Allah yang semestinya direnungi oleh umat Muslim. Kandungan Surat Ali Imran Ayat 190-191. Berikut ini adalah isi kandungan Surat Ali Imran ayat 190-191 Penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang merupakan tanda kekuasaan Allah. Tanda kekuasaan Allah di alam semesta ini hanya diketahui oleh ulul albab. Ulul albab adalah orang yang berdzikir dan berpikir. Ia selalu ingat kepada Allah dalam segala kondisi dan ia juga mempergunakan akalnya untuk memikirkan penciptaan alam semesta. Tafakur atau berpikir yang benar akan mengantarkan pada kesimpulan bahwa Allah menciptakan sesuatu tidak ada yang sia-sia. Semuanya benar, semuanya bermanfaat. Tafakur atau berpikir yang benar juga melahirkan kedekatan kepada Allah dan memperbanyak doa kepada-Nya. Asbabun Nuzul Surat Ali Imran ayat 190-191 Asbabun nuzul Surat Ali Imran ayat 190-191 diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih dari atha ia bercerita bahwa Aku pergi bersama Ibnu Umar dan Ubaid Bin Umar waktu mengunjungi Aisyah yang menerima dan menemui kami dibalik tirai. Beliau bertanya kepada kami, “Hai Ubaid! Apakah yang menghalangimu mengunjungi kami?” Ubaid menjawab dengan pepatah yang berbunyi “Berkunjunglah jarang-jarang agar bertambah kasih dan sayang.” Lalu Ibnu Umar bertanya kepada Aisyah, “Ceritakanlah kepada kami apa yang engkau lihat yang paling menakjubkan tentang perilaku Rasulullah SAW?” Aisyah menjawab, “Semua tingkah lakunya menakjubkan. Pada suatu malam beliau menghampiriku sehingga bersentuh tubuhku dengan tubuhnya.” Lalu beliau bersabda kepadaku, “Biarlah aku beribadah kepada tuhanku.” Aku menjawab, “Demi Allah! Bahwa aku suka engkau berada disampingku, tetapi aku juga suka engkau beribadah kepada Tuhanmu.” Usai shalat beliau duduk sambil menangis tersedu-sedu sampai janggutnya basah oleh air matanya, kemudian ia bersujud dalam keadaan menangis hingga air matanya membasahi lantai. Ketika Bilal datang untuk panggilan shalat subuh, ia menemui beliau masih dalam keadaan tersedu-sedu dalam keadaan berbaring. Bilal bertanya kepadanya, “Apakah yang menyebabkan engkau menangis ya Rasulullah padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu maupun yang akan datang?” Rasulullah menjawab, “Bagaimana aku tidak menangis hai Bilal, setelah Allah menurunkan ayat ini, celakalah hai Bilal orang yang membaca ayat ini tanpa merenungkan dalam-dalam isinya.” Demikian pembahasan tentang surat Ali Imran ayat 190-191. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kamu. Grameds bisa mendapatkan lebih banyak informasi dengan membaca buku yang tersedia di Sebagai SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Yufi Cantika Sukma Ilahiah Rujukan Memahami tafsir Al-Quran ini bisa dilakukan, memiliki banyak sekali metodenya. Maka dari itu, kita perlu mengetahui metode-metode menafsirkan Al-Quran agar lebih mudah menafsirkan Al-Quran. Salah satu buku yang bisa dijadikan sebagai referensi dalam menafsirkan Al-Quran adalah 20 Hari Bisa Memahami Tafsir Al-Quran Metode 3 in 1 Jilid 2. Dalam memahami tafsir Al-Quran, sebaiknya mengikuti kaidahnya. Untuk mengetahui hal itu, kamu bisa membaca buku Kaidah Tafsir Al-Quran. Di dalam buku ini, pembaca akan mengetahui Buku ini memperbincangkan kaidah-kaidah yang sangat diperlukan untuk memahami Al-Qur’an. Kaidah-kaidah tersebut meliputi kaidah bahasa, kaidah yang berkaitan dengan ulum Al-Qur’an, Setiap surah yang ada di dalam Al-Quran memiliki arti dan tafsirnya tersendiri. Begitu juga dengan surat Al-Maidah yang memiliki tafsirnya tersendiri. Buku Tafsir Al-Amin Bedah Surah Al-Maidah ini bisa dijadikan referensi dalam memahami tafsir surat Al-Maidah. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
ImâmJalâludin ash-Suyûthî mengeluarkan dalam Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûlinya(Juz. 3, 3/ali-'Imran) dengan menisbahkan kepada Ibnu Ishâq dalam Tafsîr Ishâq bin Rahawaihnya dan menisbahkan kepada al-Baihaqî dalam Sunan al-Baihaqînya: "Dikemukakan oleh Ibnu Ishâq dan al-Baihaqî yang bersumber dari Ibnu Abbas.
Sebuah tindakan yang mencerminkan berpikir kritis terhadap informasi Ilahi adalah berusaha memahaminya dari berbagai sumber, menganalisis, dan merenungi kandungannya, kemudian menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif. Table of Contents Show tuliskan surat ali imran /3 ayat 190-191 perihal asbabun nuzulJelaskanlah makna & asbabun nuzul Ali Imran ayat 190-191 & Ali Imran 159!Berikut ini yg merupakan asbabun nuzul qs ali imran ayat 190-191 adalah … *Asbabun Nuzul Surah Ali – Imran ayat 190-191 yakni dimulai dgn kehadiran orang – orang Quraisy ke kaum Yahudi. Tujuan mereka para kaum Quraisy kesana merupakan untuk mengajukan pertanyaan mengenai bukti – bukti kebenaran yg dibawa nabi Musa & bukti – bukti kebenaran yg dibawa nabi asbabun nuzul dr qs ali imran ayat 190-191 Salah satu mukjizat al-Qur'an adalah banyaknya ayat yang memuat informasi terkait dengan penciptaan alam dan menantang para pembacanya untuk merenungkan informasi Ilahi tersebut. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah Swt. dalam Ali 'Imran/3190-191 berikut Artinya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi seraya berkata, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka” Asbabun Nuzul At-Tabari dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abas orang-orang Quraisy mendatangi kaum Yahudi dan bertanya,”Bukti-bukti kebenaran apakah yang dibawa Musa kepadamu?” Dijawab, “Tongkatnya dan tangannya yang putih bersinar bagi yang memandangnya”. Kemudian mereka mendatangi kaum Nasrani dan menanyakan, “Bagaimana halnya dengan Isa?” Dijawab, “Isa menyembuhkan mata yang buta sejak lahir dan penyakit sopak serta menghidupkan orang yang sudah mati.” Selanjutnya mereka mendatangi Rasulullah saw. dan berkata, “Mintalah dari Tuhanmu agar bukit safa itu jadi emas untuk kami.” Maka Nabi berdoa, dan turunlah ayat ini Ali 'Imran/3190-191, mengajak mereka memikirkan langit dan bumi tentang kejadiannya, hal-hal yang menakjubkan di dalamnya, seperti bintang-bintang, bulan,dan matahari serta peredarannya, laut, gunung-gunung, pohon-pohon, buah-buahan, binatang-binatang, dan sebagainya. Tafsir/Penjelasan Ayat Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah minta izin untuk beribadah pada suatu malam, kemudian bangunlah dan berwudu lalu salat. Saat salat beliau menangis karena merenungkan ayat yang dibacanya. Setelah salat beliau duduk memuji Allah dan kembali menangis lagi hingga air matanya membasahi tanah. Setelah Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi menangis ia bertanya, “Wahai Rasulullah, kenapa Anda menangis, padahal Allah Swt. telah mengampuni dosa-dosa Anda baik yang terdahulu maupun yang akan datang?” Nabi menjawab, “Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah Swt.?” dan bagaimana aku tidak menangis, pada malam ini Allah Swt. telah menurunkan ayat kepadaku. Kemudian beliau berkata, “alangkah ruginya dan celakanya orang-orang yang membaca ayat ini tetapi tidak merenungi kandungannya.” Memikirkan terciptanya siang dan malam serta silih bergantinya secara teratur, menghasilkan perhitungan waktu bagi kehidupan manusia. Semua itu menjadi tanda kebesaran Allah Swt. bagi orang-orang yang berakal sehat. Selanjutnya mereka akan berkesimpulan bahwa tidak ada satu pun ciptaan Tuhan yang sia-sia, karena semua ciptaan-Nya adalah inspirasi bagi orang berakal. Pada ayat 191 Allah Swt. menjelaskan ciri khas orang yang berakal, yaitu apabila memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan terinspirasi oleh tanda-tanda besaran Allah Swt. di alam ini. Ia selalu ingat Allah Swt. dalam segala keadaan, baik waktu berdiri, duduk, maupun berbaring. Setiap waktunya diisi untuk memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat dalam ciptaan-Nya yang menggambarkan kesempurnaan-Nya. Penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam benar-benar merupakan masalah yang sangat rumit dan kompleks, yang terus menerus menjadi lahan penelitian manusia, sejak awal lahirnya peradaban. Banyak ayat yang menantang manusia untuk meneliti alam raya ini, di antaranya adalah al-A’raf/754, yang menyebutkan bahwa penciptaan langit itu dalam enam masa. Terkait dengan penciptaan langit dalam enam masa ini, banyak para ilmuwan yang terinspirasi untuk membuktikan dalam penelitian-penelitian mereka. Salah satunya adalah Dr. Ahmad Marconi, dalam bukunya Bagaimana Alam semesta Diciptakan, Pendekatan al-Qur’an dan sains Modern tahun 2003, sebagai berikutkata ayyam adalah bentuk jamak dari kata yaum. Kata yaum dalam arti sehari-hari dipakai untuk menunjukkan terangnya siang, ditafsirkan sebagai “masa”. Sedangkan “ayyam” bisa diartikan “beberapa hari”, bahkan dapat berarti “waktu yang lama”. Abdullah Yusuf Ali, dalam The Holy Qur’an,Translation and Commentary, 1934, menyetarakan kata ayyam dengan “age” atau “eon” Inggris. Sementara Abdu Suud menafsirkan kata ayyam dengan “peristiwa” atau “naubat”. Kemudian diterjemahkan juga menjadi “tahap”, atau periode atau masa. Sehingga kata sittati ayyam dalam ayat di atas berarti “enam masa”. Secara ringkas, penjelasan “enam masa” dari Dr. Marconi adalah sebagai berikut Masa Pertama, sejak peristiwa Dentuman Besar Big Bang sampai terpisahnya Gaya Gravitasi dari Gaya Tunggal Superforce. Masa Kedua, masa terbentuknya inflasi jagad raya, namun belum jelas bentuknya, dan disebut sebagai Cosmic Soup Sup Kosmos. Masa Ketiga, masa terbentuknya inti-inti atom di Jagad Raya ini. Masa Keempat, elektron-elektron mulai terbentuk. Masa Kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil, memisahnya materi dan radiasi, dan jagad raya terus mengembang. Masa Keenam, jagad raya terus mengembang, hingga terbentuknya planet-planet. Demikian juga dengan silih bergantinya siang dan malam, merupakan fenomena yang sangat kompleks. Fenomena ini melibatkan rotasi bumi, sambil mengelilingi matahari dengan sumbu bumi miring. Dalam fenomena fisika, bumi berkitar precession mengelilingi matahari. Gerakan miring tersebut memberi dampak musim yang berbeda. Selain itu, rotasi bumi distabilkan oleh bulan yang mengelilingi bumi. Subbahanallah. Semua saling terkait. Kompleksnya fenomena penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang, tidak akan dapat dipahami dan diungkap rahasianya kecuali oleh para ilmuwan yang tekun, tawadhu’, dan cerdas. Mereka itulah para “ulul albab” yang dimaksud dalam ayat di atas. Jadi, berpikir kritis dalam beberapa ayat tersebut adalah memikirkan dan melakukan tadabbur semua ciptaan Allah Swt. sehingga kita sadar betapa Allah Swt. adalah Tuhan Pencipta Yang Maha Agung, Maha Pengasih lagi Penyayang, dan mengantarkan kita menjadi hamba-hamba yang bersyukur. Hamba yang bersyukur selalu beribadah ritual dan sosial dengan ikhlas. Jawaban Berikut ini isi kandungan Surat Ali Imran ayat 190-191 yg kami sarikan dr sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al Qur’anil Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Alquran karya Sayyid Qutb & Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka. 1. Surat Ali Imran ayat 190 menegaskan bahwa penciptaan langit & bumi serta perubahan malam & siang merupakan tanda kekuasaan Allah. 2. Tanda kekuasaan Allah di alam semesta ini –tergolong dlm penciptaan langit & bumi serta pergantiang malam & siang- cuma dimengerti oleh ulul albab. Ali Imran ayat 191 menerangkan dua ciri ulul albab. Yakni berdzikir & berpikir. Ulul albab senantiasa ingat pada Allah dlm segala kondisi & ulul albab pula memanfaatkan akalnya untuk bertafakkur, memikirkan penciptaan alam semesta. 4. Tafakkur atau berpikir yg benar akan mengirimkan pada kesimpulan bahwa Allah membuat alam semesta & segala sesuatu di dalamnya tak ada yg sia-sia. Semuanya benar, semuanya berguna. 5. Tafakkur atau berpikir yg benar pula melahirkan kedekatan pada Allah, mengakui kekurangan makhluk & mengakui kekuasaan Allah, serta memperbanyak doa terhadap-Nya Penjelasan semoga menolong tuliskan surat ali imran /3 ayat 190-191 perihal asbabun nuzul Pembahasan Asbabun Nuzul turunnya Surah Ali – Imran ayat 190-191 yakni diawali oleh kedatangan orang – orang Quraisy ke kaum Yahudi. Kemudian mereka para kaum Quraisy bertanya mengenai bukti – bukti kebenaran yg dibawa nabi Musa & bukti – bukti kebenaran yg dibawa nabi Isa. Kaum Yahudi pun menjawab bahwa tangan & tongkat nabi Musa bisa bersinar putih, sedangkan nabi Isa mampu menyembuhkan mata buta, penyakit sopak, serta bisa membangkitkan orang yg telah mati. Kemudian orang – orang Quraisy mendatangi Rasulullah seraya berkata “ Mintalah dr Tuhanmu biar bukit Safa itu menjadi emas untuk kami “ lantas Rasulullah berdoa & turunlah surah Ali – Imran ayat 190 – 191, yg berbunyi إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍۢ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ﴿ە۱۹﴾ ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًۭا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ﴿۱۹۱﴾ Artinya “Sesungguhnya, dlm penciptaan langit & bumi, & perubahan malam & siang, terdapat gejala kebesaran Allah bagi orang yg cendekia, yaitu orang-orang yg mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dlm keadaan berbaring, & mereka menimbang-nimbang perihal penciptaan langit & bumi seraya berkata, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini tidak berguna; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dr azab neraka.” Jelaskanlah makna & asbabun nuzul Ali Imran ayat 190-191 & Ali Imran 159! Jawaban Berikut ini isi kandungan Surat Ali Imran ayat 190-191 yg kami sarikan dr sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al Qur’anil Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb & Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka. 1. Surat Ali Imran ayat 190 memastikan bahwa penciptaan langit & bumi serta pergantian malam & siang merupakan tanda kekuasaan Allah. 2. Tanda kekuasaan Allah di alam semesta ini –tergolong dlm penciptaan langit & bumi serta pergantiang malam & siang- hanya dimengerti oleh ulul albab. 3. Surat Ali Imran ayat 191 menjelaskan dua ciri ulul albab. Yakni berdzikir & berpikir. Ulul albab selalu ingat pada Allah dlm segala kondisi & ulul albab pula mempergunakan akalnya untuk bertafakkur, menimbang-nimbang penciptaan alam semesta. 4. Tafakkur atau berpikir yg benar akan mengantarkan pada kesimpulan bahwa Allah menciptakan alam semesta & segala sesuatu di dalamnya tak ada yg sia-sia. Semuanya benar, seluruhnya bermanfaat. 5. Tafakkur atau berpikir yg benar pula melahirkan kedekatan pada Allah, mengakui kelemahan makhluk & mengakui kekuasaan Allah, serta memperbanyak doa terhadap-Nya Penjelasan mudah-mudahan menolong Berikut ini yg merupakan asbabun nuzul qs ali imran ayat 190-191 adalah … * Jawaban Asbabun Nuzul Surah Ali – Imran ayat 190-191 yakni dimulai dgn kehadiran orang – orang Quraisy ke kaum Yahudi. Tujuan mereka para kaum Quraisy kesana merupakan untuk mengajukan pertanyaan mengenai bukti – bukti kebenaran yg dibawa nabi Musa & bukti – bukti kebenaran yg dibawa nabi Isa. Penjelasan eh itu abc atau gimana, maaf gue jawab nya kek gini karna ini abc atau bukan abc carilah asbabun nuzul dr qs ali imran ayat 190-191 Carilah asbabun nuzul dr qs ali imran ayat 190-191 Pembahasan Asbabun nuzul yakni sebab turunnya beberapa ayat al – Qur’an. Asbabun nuzul ini mampu disebabkan beberapa hal. Sehingga al-Qur’an diturunkan atas setiap insiden yg dialami Nabi Muhammad SAW. Ali – Imran ayat 190 – 191 إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍۢ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ﴿ە۱۹﴾ ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًۭا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ﴿۱۹۱﴾ Arti Ali – Imran ayat 190 – 191 Sesungguhnya dlm penciptaan langit & bumi, & silih bergantinya malam & siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yg cerdik, yakni orang-orang yg mengenang Allah sambil bangun atau duduk atau dlm keadan berbaring & mereka menimbang-nimbang tentang penciptaan langit & bumi seraya berkata “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau membuat ini dgn tidak berguna, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dr siksa neraka.” Asbabun Nuzul Orang-orang Quraisy mengunjungi kaum Yahudi kemudian mengajukan pertanyaan ihwal bukti kebenaran apakah yg dibawa Musa kemudian diijawab, tongkat Musa & tangannya yg putih bersinar bagi yg memandangnya. Kemudian mereka mengunjungi kaum Nasrani mengajukan pertanyaan hal yg sama kemudian dijawab, Isa menyembuhkan mata yg buta semenjak lahir & penyakit sopak serta menghidupkan orang yg telah mati. Selanjutnya mereka mengunjungi Rasulullah saw. & meminta semoga menerima bukti berupa mengganti bukit safa menjadi emas. Maka Nabi berdoa, & turunlah ayat ini Ali Imran/3190-191. Pelajari Lebih Lanjut 1. Definisi asbabun nuzul Wargamasyarakatorg . 2. Asbabun nuzul ali imran ayat 190 – 191 Wargamasyarakatorg . 3. Isi kandungan Ali imran 190 – 191 Wargamasyarakatorg . Detil Jawaban Mapel Bahasa Arab PAI Kelas X Bab 4 Materi Al-Qur’an & Hadist Pedoman Hidupku Kode Kategorisasi Kata Kunci Asbabun nuzul, Asal muasal, Arti, TajwidTafsirSurat Ali 'Imran Ayat 19 (Terjemah Arti) Paragraf di atas merupakan Surat Ali 'Imran Ayat 19 dengan text arab, latin dan artinya. Didapati pelbagai penjabaran dari beragam mufassir terhadap makna surat Ali 'Imran ayat 19, sebagiannya seperti terlampir: Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia.إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ ۗ وَمَا ٱخْتَلَفَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ Arab-Latin Innad-dīna 'indallāhil-islām, wa makhtalafallażīna ụtul-kitāba illā mim ba'di mā jā`ahumul-'ilmu bagyam bainahum, wa may yakfur bi`āyātillāhi fa innallāha sarī'ul-ḥisābArtinya Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian yang ada di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. Ali 'Imran 18 ✵ Ali 'Imran 20 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Menarik Terkait Dengan Surat Ali Imran Ayat 19 Paragraf di atas merupakan Surat Ali Imran Ayat 19 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam tafsir menarik dari ayat ini. Terdokumentasikan beragam penafsiran dari berbagai mufassirin mengenai kandungan surat Ali Imran ayat 19, misalnya sebagaimana terlampir📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaSesungguhnya agama yang diridhoi Allah bagi makhlukNya dan Dia mengutus rasul-rasul Nya dengan agama itu, serta tidak menerima selainnya, adalah agama Islam. Yaitu kepatuhan kepada Allah semata dengan beribadah berserah diri kepada-Nya, dan mengikuti rasul-rasul dalam ajaran-ajaran yang mengutus mereka dengannya dalam setiap masa sampai ditutup dengan Nabi Muhammad , yang Allah tidak menerima dari siapapun sepeninggal beliau agama selain Islam yang beliau diutus dengannya. Dan tidaklah terjadi perselisihan di antara golongan ahli kitab Yahudi dan Nasrani, lalu mereka berpecah-belah menjadi golongan-golongan dan berkelompok-kelompok, kecuali setelah hujjah tegak terhadap mereka dengan diutusnya para Rasul dan diturunkannya kitab-kitab suci, lantaran dorongan permusuhan, kedengkian dan hasrat meraih dunia. Dan barangsiapa mengingkari ayat-ayat Allah yang diturunkan dan tanda-tanda petunjuknya yang mengindikasikan Rububiyyah dan Uluhiyyahnya, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan Nya dan Dia memberikan balasan kepada mereka sesuai dengan apa yang telah mereka perbuat.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram19. Sesungguhnya agama yang diterima di sisi Allah ialah Islam. Yaitu ketundukan kepada Allah semata dengan menunjukkan ketaatan dan kepasrahan kepada-Nya melalui ibadah dan keimanan kepada semua Rasul hingga Rasul penutup, Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang menjadi penutup risalah, sehingga tidak ada syariat yang bisa diterima kecuali syariatnya. Dan tidaklah orang-orang Yahudi dan Nasrani itu berselisih paham dan berpecah belah tentang agama mereka kecuali setelah mereka mendapatkan pengetahuan tentang hal itu, karena dorongan rasa dengki dan rakus terhadap kekayaan duniawi. Barangsiapa yang ingkar kepada ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, sesungguhnya Allah Mahacepat Penghitungan-Nya bagi orang yang ingkar kepada-Nya dan mendustakan rasul-rasul-Nya.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah19. Allah mengabarkan tidak ada agama yang Dia terima dari seseorang selain agama Islam, yaitu dengan mengikuti para rasul yang diutus Allah pada setiap zaman yang ditutup dengan pengutusan Nabi Muhammad. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak berselisih melainkan setelah datang kepada mereka ilmu tentang pengutusan nabi Muhammad dalam Taurat dan Injil, mereka mengingkari hal ini karena kedengkian mereka, kemudian mereka saling menzalimi. Dan barangsiapa yang mendustakan bukti-bukti Allah atas keesaan-Nya maka ketahuilah Dia sungguh cepat pembalasan-Nya bagi dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah19. إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللهِ الْإِسْلٰمُ ۗ Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam Yakni tidak meneriman dari siapapun agama selainnya. Dan Islam disini mencakup iman karena yang dimaksud dengan Islam disini adalah pembenaran, perkataan, dan perbuatan. وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا۟ الْكِتٰبَTiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab Yakni orang-orang Yahudi saling berselisih sesama mereka, dan orang-orang Nasrani saling berselisih sesama mereka, dan orang-orang Yuhudi dan Nasrani saling berselisih pula. إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ الْعِلْمُ kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka Yakni apa yang ada dalam dua kitab yang diturunkan Allah, dan pengetahuan ini sangat jelas bagi mereka berupa kewajiban untuk mentauhidkan Sang Pencipta dan mentaati-Nya, dan menyerahkan kepada-Nya segala urusan. بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ ۗ karena kedengkian yang ada di antara mereka Terdapat pemberitahuan dari ayat ini bahwa perselisihan orang-orang Yahudi dan Nasrani selama ini hanyalah disebabkan kedengkian mereka. Dan yang dimaksud adalah perselisihan mereka dalam masalah Rasulullah apakah dia adalah seorang Rasul atau bukan, dan perselisihan dalam masalah kenabian Nabi Isa, dan perselisihan yang berasal dari urusan diantara mereka sendiri; sampai-sampai mereka mengatakan وَقَالَتِ الْيَهُودُ لَيْسَتِ النَّصَارَىٰ عَلَىٰ شَيْءٍ وَقَالَتِ النَّصَارَىٰ لَيْسَتِ الْيَهُودُ عَلَىٰ شَيْءٍ Dan orang-orang Yahudi berkata “Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan”, dan orang-orang Nasrani berkata “Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan” Semua hal ini disebabkan oleh kedengkian dan jauhnya mereka dari kebenaran karena kesombongan dan tinggi hati.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah19 Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam yang mencakup keimanan. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak berselisih kecuali setelah datang ilmu dalam Taurat dan Injil yang mewajibkan untuk mengesakan Allah, menyembah-Nya dan taat kepada-Nya. Perselisihan diantara mereka sudah melewati batas wajar, menerjang kebenaran dan keadilan karena kedengkian yang ada di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah yang menunjukkan keesaan-Nya, maka sesungguhnya Allah sangat cepat pembalasan-Nya atas perbuatan mereka.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahSesungguhnya agama} agama yang diridhai dan benar {di sisi Allah ialah Islam. tidak berselisih orang-orang yang telah diberi kitab} orang-orang Yahudi dan Nasrani {kecuali setelah datang pengetahuan kepada mereka karena kedengkian di antara mereka} kedengkian dan keinginan untuk mencari keberuntungan dunia {Siapa saja yang mengingkari ayat-ayat Allah, sesungguhnya Allah sangat cepat perhitunganNyaMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H19. Allah memeberitakan, ”Sesungguhnya agama yang di ridhai di sisi Allah,” maksudnya, agama yang mana Allah tidak memiliki agama selainnya dan tidak diterima selainya adalah, ”Islam,” yang artinya, ketundukan kepada Allah semata, secara batin maupun lahir dengan apa yang di syariatkanNya melalui lisan Rasul-rasulNya, Allah berfirman "Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima agama itudaripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." QS-Ali Imran 85 maka barangsiapa yang beragama selain agama islam, maka hakikatnya dia tidak beragama untuk Allah. Karena ia tidak menempuh jalan yang di syariatkaNya melalui lisan rasul-rasulNya. Kemudian Allah memberitakan bahwasanya ahli kitab mengetahui hal itu, dan mereka berselisih dan menyimpang darinya hanya kerena keras kepala dan kedengkian, dan jika bukan kerena itu, maka sesungguhnya telah datang kepada mereka ilmu, yang mengharuskan tidak terjadinya perselisihan bahkan mengharuskan mereka memasuki agama islam yang sebenarnya. Kemudian setelah datang Nabi Muhammad kepada mereka, maka mereka mengetahui dengan sebanar-benarNya, akan tetapi kedengakian, zhalim, dan kekufuran kepada ayat-ayat Allah telah mengahalangi mereka dari mengikuti kebanaran, ”Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisabNya,” Maksudnya,hendaklah mereka menunggu hal tersebut,karena itu semua pasti akan tiba, dan Allah akan membalas mereka semua menurut apa yang telah mereka semua kerjakan.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Ali Imran ayat 19 Sesungguhnya agama yang sah di sisi Allah ialah Islam, tetapi orang-orang kafir yang diberi Kitab itu tidak berselisihan,lantaran ketama'an antara mereka,melainkan sesudah datang pengetahuan kepada mereka; dan barangsiapa tidak percaya kepada keterangan-keterangan Allah, maka sesungguhnya Allah itu Penghitung Yang Cepat.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, agama yang memerintahkan untuk menyerahkan diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk kepada-Nya dengan mentaati-Nya, berlepas dari syirk dan pelakunya serta mengikuti rasul yang diutus Allah Subhaanahu wa Ta'aala, yang diakhiri oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Ada pula yang mengartikan Islam dengan "syari'at yang dibawa para rasul, yang dasarnya adalah tauhid". Orang yang mencari agama selain agama yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam agama Islam, maka agama itu tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi. Sebagiannya beriman dan sebagian lagi kafir. Maksudnya ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Quran, seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani. Yakni setelah tegak dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali Imran Ayat 19Setelah ayat sebelumnya menjelaskan tentang keesaan Allah, maka ayat ini menegaskan tentang kebenaran islam yang inti ajarannya adalah tauhid. Sesungguhnya agama yang benar dan diridai di sisi Allah ialah islam, yang inti ajarannya adalah tauhid. Tidaklah berselisih orangorang yang telah diberi kitab, yakni para penganut yahudi dan nasrani, terhadap kebenaran islam, kecuali atau justru setelah mereka memperoleh pengetahuan tentang hal itu, bukan karena ketidaktahuan. Demikian ini, karena adanya rasa kedengkian di antara mereka terhadap karunia yang diberikan kepada nabi Muhammad sebagai rasul terakhir. Padahal, barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, baik yang tertulis maupun yang tak tertulis, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya terhadap amal-amal hamba-Nya. Lalu jika mereka membantahmu, wahai nabi Muhammad, tentang kebenaran islam, maka jelaskan dengan diperkuat dalil-dalil. Namun, jika mereka tetap menolak, maka katakanlah, aku berserah diri kepada Allah dan tidak bertanggung jawab atas pengingkaran kalian; demikian pula orang-orang yang mengikutiku. Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi kitab, yahudi dan nasrani dan kepada orang-orang buta huruf, yaitu orang-orang musyrik arab yang tidak memiliki kitab suci, sudahkah kamu masuk islam' jika mereka masuk islam dengan sebenarbenarnya, berarti mereka telah mendapat petunjuk jalan yang benar, yang menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat, tetapi jika mereka berpaling dari islam, maka kewajibanmu, wahai nabi Muhammad, hanyalah menyampaikan. Dan Allah maha melihat seluruh amal perbuatan hambahamba-Nya, siapa yang taat dan siapa yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian beragam penjabaran dari beragam mufassir mengenai isi dan arti surat Ali Imran ayat 19 arab-latin dan artinya, semoga memberi kebaikan bagi kita semua. Dukung syi'ar kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan Halaman Cukup Sering Dikaji Terdapat banyak konten yang cukup sering dikaji, seperti surat/ayat Al-Bayyinah, Alhamdulillah, Al-Alaq, Ali Imran 159, Al-Fil, Yusuf 4. Serta Inna Lillahi, Al-Fath, Al-Ma’un, Al-Baqarah 183, At-Tin, Al-Insyirah. Al-BayyinahAlhamdulillahAl-AlaqAli Imran 159Al-FilYusuf 4Inna LillahiAl-FathAl-Ma’unAl-Baqarah 183At-TinAl-Insyirah Pencarian surah az-zalzalah, was syamsi, surat al mulk ayat 1-10 latin, al maun surah, surah al-fil dan artinya Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawahTafsiras-Sa'di : Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di Surat Ali Imran Ayat 180. Maksudnya, janganlah orang-orang yang bakhil itu menyangka, yaitu orang yang menahan sesuatu yang mereka miliki dari sesuatu yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka berupa karuniaNya seperti harta, kedudukan, ilmu dan sebagainya, yang telah Allah berikan dan Allah anugerahkan kepada mereka, dan Allah بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Kajian Islam Katagori Posting Asbabun Nuzul Pembaca budiman kita jumpa lagi, semoga pembaca selalu dirahmati Allah Swt. serta tetap mendapat bimbingan dalam segala aktivitas di dunia ini untuk mempersiapkan kehidupan yang kekal di akhirat nanti. Aamiin... Rasiyambumen/Pelangi Khazanah Islam, kembali menjajikan materi Asbabun Nuzul Surat Ali 'Imran Seri ke-1. Surat Ali 'Imran yang terdiri dari 200 ayat ini adalah termasuk surat "Madaniyyah". Dinamakan Ali 'Imran karena memuat kisah keluarga Imran, yang didalam kisah itu disebutkan kelahiran Nabi 'Isa yang kelahirannya itu dipersamakan dengan penciptaan Nabi Adam AS. Didalam surat ini juga dikisahkan kelahiran Maryam putri "Imran yang juga melahirkan Nabi 'Isa AS. Pokok-pokok isinya ialah Keimanan Dalil-dalil dan alasan-alasan yang membantah orang Nasrani yang mempertuhankan Nabi 'Isa AS. Bahwa ketauhidan adalah dasar yang dibawa oleh seluruh para Nabi. Hukum-hukum Musyawarah, bermubahalah, dan larangan melakukan riba. Kisah-kisah Kisah keluaraga 'Imran, perang Badar dan Uhud serta pelajaran yang dapat diambil daripadanya. Lain-lain Golongan manusia dalam memahami ayat-ayat mutasyabihaat, sifat-sifat Allah, sifat-sifat orang yang bertaqwa, Islam satu-satunya agama yang diridhai Allah, dll. الٓمٓ 1 اللَّـهُ لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّوم 2 Alif laam miim QS, 3 1 Allah - tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri. QS, 3 2 نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنزَلَ التَّوْرَىٰةَ وَالْإِنجِيلَ 3 Dia menurunkan al-Kitab Al-Qur'an kepadamu dengan sebenarnya ; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. QS, 3 3 Baca juga Hukum Walimah Dalam Pernikahan Dan Hukum Menghadiri Undangan. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya beberapa ayat dari surat Ali 'Imran antara ayat 1 sampai 80 lebih, adalah sebagai penjelasan yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw. atas kedatangan kaum Nashara yang mempersoalkan Nabi 'Isa AS. Kaum Nashara menganggap Nabi 'Isa lebih mulia daripada Nabi Muhammad saw. Karenanya mereka tidak mau mempercayai Muhammad saw. sebagai Rasul. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ketika Kaum Mu'minin mengalahkan orang-orang Quraisy di perang Badar, dan pulang ke Madinah, Rasulullah mengumpulkan orang-orang Yahudi di pasar Bani Qainuqa, dan bersabda "Wahai kaum Yahudi, masuk Islam kalian sebelum Allah menimpakan kepada kalian apa yang dialami kaum Quraisy," . Mereka menjawab "Hai Muhammad ! janganlah kau tertipu oleh dirimu sendiri atas kemenangan terhadap golongan Quraisy yang bodoh dan tidak mengetahui strategi perang. Demi Allah sekiranya engkau memerangi kami, engkau akan tahu bahwa kami adalah jantan yang tiada taranya" Maka turunlah ayat tersebut di bawah ini QS Ali 'Imran 12 dan 13 sebagai penegasan atas kemampuan umat Islam dalam mengalahkan mereka atas pertolongan Allah Swt. قُل لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ إِلَىٰ جَهَنَّمَ ۚ وَبِئْسَ الْمِهَادُ12 Katakanlah kepada orang-orang yang kafir "Kamu pasti akan dikalahkan di dunia ini dan akan digiring ke dalam neraka Jahanam dan itulah tempat yang seburuk-buruknya". QS Ali Imran 12 قَدْ كَانَ لَكُمْ ءَايَةٌ فِى فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا ۖ فِئَةٌ تُقٰتِلُ فِى سَبِيلِ اللَّـهِ وَأُخْرَىٰ كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُم مِّثْلَيْهِمْ رَأْىَ الْعَيْنِ ۚ وَاللَّـهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِۦ مَن يَشَآءُ ۗ إِنَّ فِى ذٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّأُو۟لِى الْأَبْصٰرِ13 "Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu bertempur yang segolongan di jalan Allah dan segolongan yang lain kafir. Mereka dengan mata kepala melihat seakan-akan orang Muslimin dua kali sebanyak mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya yang demikian itu ada pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan mata hati." QS Ali 'Imran 13 Ket. sebab turun ayat tersebut diatas, diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam sunannya, al-Baihaqi dalam ad-Dala-il, dari Ibnu Ishaq, dari Muhammad bin Abi Muhammad, dari Sa'id atau 'Ikrimah yang bewrsumber dari Ibnu Abbas. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa seorang Yahudi yang bernama Fanhas berkata di waktu perang Badar "Muhammad saw. tidak akan tertipu oleh kemenangannya terhadap kaum Quraisy karena Quraisy memang tidak pandai berperang". Maka turunlah ayat teersebut diatas QS, 3 12-13 sebagai penegasan bahwa umat Islam akan mendapat kemenangan atas pertolongan Allah. Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari Ikrimah. Berlanjut kepada ayat berikut yaitu ayat 23 dan 24 pada surat Ali 'Imran. أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا۟ نَصِيبًا مِّنَ الْكِتٰبِ يُدْعَوْنَ إِلَىٰ كِتٰبِ اللَّـهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ يَتَوَلَّىٰ فَرِيقٌ مِّنْهُمْ وَهُم مُّعْرِضُونَ 23Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi behagian yaitu al-Kitab Taurat, mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum diantara mereka ; kemudaian sebahagian dari mereka berpaling dan mereka selalu membelakangi kebenaran" QS. 3 23 24 ذٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا۟ لَن تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّآ أَيَّامًا مَّعْدُودٰتٍ ۖ وَغَرَّهُمْ فِى دِينِهِم مَّا كَانُوا۟ يَفْتَرُونَ Hal itu adalah karena mereka mengaku ; kami tidak akan disentuh oleh api neraka selain beberapa hari yang dapat dihitung " Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada-adakan. QS, 3 24 Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. datang ke tempat pendidikan Taurat kaum Yahudi untuk mengajak mereka kembali kepada Allah. Berkatalah Nu'man bin Amr dan al-Harts bin Zaid Engkau ini pemeluk agama apa hai Muhammad? Beliau menjawab "Aku pengikut Agama Ibrahim" lalu mereka berkata "Ibrahim itu adalah Yahudi" Maka Rasulullah saw. menjawab lagi "Kalau begitu marilah kita kembali kepada Taurat pemersatu kita"! Kedua orang tersebut menolak kembali kepada Taurat. Maka turunlah ayat tersebut di atas QS, 3 23-24 yang menegaskan bahwa mereka tidak akan mau diajak kembali kepada Taurat, karena tertipu oleh pemimpin-pemimpin mereka. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnul Mundzir dari Ikrimah, yang bersumber dari Ibnu Abbas. Dan pada ayat 26 قُلِ اللَّـهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ Katakanlah "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau beri kerajaan pada orang yang Engkau kehendaki Engkau muliakan orang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. QS, 3 26 Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. memohon kepada Allah Swt. agar raja Rum dan Persia menjadi ummatnya. Maka turunlah ayat tersebut di atas, sebagai tuntunan dalam berdoa mengenai hal itu. Maksudnya adalah ketika Rasulullah saw, berdoa agar raja Rum dan Persia untuk menjadi umatnya maka Allah menjelaskan bahwa segala sesuatu adalah Kekuasan-Nya. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Qatadah. Berlanjut kepada ayat 28 لَّا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكٰفِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَمَن يَفْعَلْ ذٰلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّـهِ فِى شَىْءٍ إِلَّآ أَن تَتَّقُوا۟ مِنْهُمْ تُقَىٰةً ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّـهُ نَفْسَهُۥ ۗ وَإِلَى اللَّـهِ الْمَصِيرُ 28 Janganlah orang-orang yang Mu'min mengambil orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang Mu'min. Barangsiapa yang berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena siasat memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri siksa-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali mu. QS Ali Imran 28 Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa al-Hajjaj bin 'Amr yang mewakili Ka'ab bin al-Asyraf dan Ibnu Abil Haqiq serta Qais bin Zaid tokoh-tokoh Yahudi telah memikat segolongan kaum Anshar untuk memalingkan mereka dari agamanya. Rifa'ah bin al-Mundzir, Abdullah bin Jubair serta Sa'ad bin Hatsamah memperingatkan orang-orang Anshar tersebut dengan berkata hati-hati kalian dari pikatan mereka, dan janganlah terpalingkan dari Agama kalian. Mereka menolak peringatan itu. Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas, QS 3 28 sebagai peringatan untuk tidak menjadikan orang-orang kafir sebagai pelindung Mu'minin. Diriwayatkan oleh Jarir dari Sa'id dan Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas. Demikian Asbabun Nuzul Surat Ali 'Imran yang baru saja menerangkan ayat-ayat yang sangat berkait dengan kondisi perang dan memilih wali untuk kita. Sementara baru sampai pada ayat ke 28 dari surat Ali 'Imran tersebut. Semoga dapat menambah wawasan kita dalam memahami al-quran dengan melalui asbabun nuzul. Untuk ayat-ayat selanjutnya akan kita kupas pada waktu yang akan datang silakan menunggu selanjutnya. Sumber Asbabun Nuzul, Latar belakang Hostoris Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur'an. Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Jl. Moh Toha 44-46.RagamTafsir. Tafsirul Jalalain menjelaskan Surat Al-Baqarah ayat 18 , " (Mereka) tuli" terhadap kebenaran sehingga mereka tidak menerimanya. Mereka juga "bisu" terhadap kebaikan sehingga mereka tidak mampu mengatakannya. Mereka pun "buta" terhadap jalan petunjuk sehingga mereka tidak melihatnya. Dari kesesatan itu, "mereka tidak.Asbab al-Nuzul didefinisikan sebagai “sesuatu yang karenanya Al-Qur‟an diturunkan, sebagai penjelas terhadap apa yang terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan.” Tetapi hal ini tidak berarti bahwa setiap orang harus mencari sebab turunnya setiap ayat, karena tidak semua ayat Al-Qur‟an diturunkan karena timbul suatu peristiwa dan kejadian, atau karena suatu pertanyaan. Tetapi ada di antara ayat Al-Qur‟an yang diturunkan karena sebagai ibtida‟ pendahuluan, tentang akidah iman, kewajiban Islam dan syariat Allah dalam kehidupan pribadi dan sosial. Al-Ja‟bari sebagaimana dikutip Syaikh Manna Al-Qaththan menyebutkan, “Al-Qur‟an diturunkan dalam dua kategori; yang turun tanpa sebab, dan yang turun karena suatu peristiwa atau pertanyaan.”93 Adapun Asbabun Nuzul surat Ali-Imran ayat 190 ialah Diketengahkan oleh Tabrani dan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas, katanya “Orang-orang Quraisy datang menemui orang-orang Yahudi, tanya mereka “Bukti-bukti apakah yang dibawa oleh Musa kepada tuan-tuan?” Jawab mereka “Tongkatnya dan tangannya yang putih bagi mata yang memandang.” Kemudian mereka datangi lagi orang-orang Nasrani, lalu tanyakan “Apa mukjizat Isa?” Jawab mereka “Menyembuhkan orang buta sejak lahirnya, orang 93 Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur‟an, Terj. Mifdhol Abdurrahman Jakarta Pustaka Al-Kautsar, 2005, 95. yang berpenyakit kusta bahkan menghidupkan orang yang telah mati.” Setelah itu mereka menjumpai Nabi Saw. Kata mereka “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami. Agar Safa ini dijadikannya sebagai sebuah bukit emas.” Maka Nabi pun memohon kepada Tuhannya, lalu diturunkan-Nyalah ayat “Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi... sampai akhir ayat” surat Ali-Imran ayat 190. Maka hendaklah mereka merenungkannya!94 Dalam tafsir al-Maraghiy, karya Ahmad Mushthafa Al-Maraghiy menjelaskan asbabun nuzul surat Ali-Imran ayat 190-191 ini ialah Imam Thabrani dan Ibnu Hatim meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas, bahwa orang-orang Quraisy pernah datang kepada orang-orang Yahudi, lalu mereka bertanya, “Mukjizat-mukjizat apakah yang dimiliki oleh Nabi Musa sewaktu datang kepadamu?” Orang-orang Yahudi menjawab, “Tongkat dan tangannya yang tampak putih bercahaya bagi orang-orang yang melihatnya.” Kemudian mereka mendatangi orang-orang Nasrani dan bertanya kepada mereka, “Bagaimana mukjizat Nabi Isa itu?” jawab mereka, “Ia dapat menyembuhkan orang buta, menyembuhkan orang berpenyakit supak, dan dapat menghidupkan orang mati.” Selanjutnya orang-orang Quraisy itu mendatangi Nabi Muhammad saw. seraya bertanya, “Doakanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia mengubah bukit Shafa menjadi emas,” Nabi Saw. pun berdoa kepada Allah Swt., kemudian 94 Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul Jilid 1, Terj. Bahrun Abubakar Bandung Sinar Baru Algensindo, 2004, 307. turunlah ayat, inna fi khalqi‟s samawati, dan seterusnya. Karenanya hendaklah kalian memikirkan kejadian E. Ayat Al-Qur’an Lain sebagai Pendukung 1. Surat Ali-Imran Ayat 189 Artinya “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu.” Ali-Imran 189 Hubungan surat Ali-Imran ayat 189 dengan ayat 190 adalah Apabila orang muslim telah ingat akan kebesaran Allah yang Maha Kuasa mutlak atas seluruh kerajaan langit dan bumi, tidaklah lagi mereka akan menjual kebenaran Allah dengan harga yang sedikit. Tidaklah lagi mereka akan membeli kekufuran dengan menjual iman sebagai harganya. Tidaklah lagi mereka akan berkejar-kejaran mencari pujian duniawi yang palsu, lalu mengkhianati tugas yang terpikul di atas pundaknya sebagai penjaga agama Allah. Pada ayat 189 tersebut Tuhan memberi peringatan kepada segala insan yang terpedaya dengan tipuan hidup di dunia ini. Orang berkejar mendekatinya, namun kerajaan yang sejati, ialah kerajaan Allah yang meliputi segenap langit dan bumi. Maka tegakkanlah kerajaan itu dalam dirimu sendiri, 95 Ahmad Mushthafa Al-Maraghiy, Tafsir Al-Maraghiy, Terj., Bahrun Abubakar dan Heri Noer Aly Semarang Toha Putra, 1986, 288-289. sebab dari sana kita semua datang, dengan itu kita hidup dan ke sanalah tujuan kita yang 2. Surat Al-Baqarah Ayat 164 Artinya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati kering-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda -tanda keesaan dan kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkan.” Al-Baqarah 164 Pada ayat ini ditutup dengan menyatakan bahwa yang demikian itu merupakan “tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” قع م قا ا la ayatin liqaumin ya‟qilun, sedangkan pada surat Ali-Imran ayat 190, karena mereka berada pada tahap yang lebih tinggi dan juga telah mencapai 96 Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz IV, 245-248. kemurnian akal, maka sangat wajar ayat ini ditutup dengan ا ل أ ا la ayatin li ulil Setelah mengakui kelemahan diri, lalu memohon agar Tuhan menjauhkan kiranya dari azab neraka, diteruskan pula pengakuan itu 3. Surat Ali-Imran Ayat 192 Artinya “Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” Ali-Imran 192. Ayat ini melukiskan suara hati sanubari insan yang penuh pengakuan akan kebesaran Allah. Bahwasanya jika seseorang dimasukkan ke dalam neraka, bukanlah Tuhan yang salah, melainkan manusia itu sendirilah yang telah aniaya akan dirinya, sebab dia melanggar ketentuan Tuhan yang sudah patut diketahuinya. Dan karena dia yang memilih jalan aniaya, jalan yang tidak adil dan tidak benar, diapun Menganjurkan umat agar senantiasa bertafakkur memikirkan ciptaan Allah di bumi. Dalam Al-Qur‟an, sering sekali Allah menyeru umat manusia agar selalu bertafakkur untuk meningkatkan keimanannya. 97 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an Ciputat Lentera Hati, 2000, 291. 98 Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz IV, 252. Qur‟an sangat menjunjung tinggi derajat seseorang yang menggunakan akal sehatnya dengan baik. 4. Surat Az-Zumar Ayat 9 Artinya “Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima Az-Zumar 9 5. Surat Al-Hajj Ayat 18 Artinya “Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, 99 Purna Siswa Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien, Tafsir Maqasyidi Kajian Tafsir Tematik Maqasyid al-Syari‟ah Kediri Lirboyo Press, 2013, 227-228.
. 26831929251196145283489